Monday, November 25, 2013

Kolaborasi Needs and Wants Merangkul Pengetahuan Menjual

Home » » Kolaborasi Needs and Wants Merangkul Pengetahuan Menjual

Jejak kehidupan selanjutnya, saya mendapat hal menarik lagi yang begitu bermanfaat bagi saya. Saya dapatkan di WBI (Wilmar Business Institute) Medan. Hal menarik itu adalah membuat seseorang dari ingin menjadi butuh. Mari kita maknai bersama-sama di dalam kertas pasti mahir entrepreneurship-1 ini. Hehehe.
Pada 20 November 2013 dalam meeting-11, kami mahasiswa WBI mempelajari entrepreneurship-1 khusus mengenai Offering  yang diajarkan oleh Bapak Arifin.








So, what I learn today?

Saya dan kawan-kawan mempelajari offering. Dalam offering ada beberapa hal penting yang dipelajari seperti, mempelajari good dan service dalam ekonomi yang mempunyai kesinambungan dalam melakukan selling. Lalu, di dalam offering juga dipelajari bagaimana membuat offering. Offering dibuat dengan  mengetahui produk yang kita jual.




Setelah itu, di dalam offering saya dan kawan-kawan mempelajari Needs Vs Wants. Kolaborasi Needs dan Wants adalah suatu keadaan atau situasi dimana seseorang membutuhkan atau pun menginginkan sesuatu. Misalnya, saya membeli beras untuk makanan sehari-hari otomatis saya membutuhkan beras untuk makanan sehari-hari saya (kebutuhan pokok). Berbeda halnya dengan keinginan misalnya saya menginginkan rumah mewah yang mempunyai tiga belas kamar. Berbicara tentang needs dan wants, manusia juga mempunyai masalah dengan needs dan wants seperti orang-orang yang mempunyai wants yang tak terbatas sementara sumber daya yang diinginkan terbatas. Hal ini disebut dengan Scarcity: an economic principle stating that because of limited resources, an economic system cannot possibly produce all the goods and services that people want; therefore, choices must be made about how the limited resources will be used (Consumer Economics & Education, Glencoe, 2003).

Pelajaran selanjutnya tentang selling, kita sebagai seller juga harus mengetahui customer kita. Kita harus memberikan alasan yang tepat kepadanya, kata-kata yang benar kepadanya, waktu yang tepat kepadanya, emosi yang baik kepadanya, dan lagi-lagi kepadanya kita berikan ketulusan hati. Makanya orang bilang pembeli itu raja. :D
Lagi-lagi selanjutnya…hehehe, dalam offering juga dipelajari tentang personal selling. Personal selling: occurs when a company representative interacts directly with a prospect or customer to communicate about a good or service. Aturan dalam personal selling juga ada antara lain sebagai berikut.
1.      Personal selling is more important:
     When a firm uses a push strategy.
     In business-to-business contexts.
     With inexperienced consumers who need hands-on assistance.
     For products bought infrequently.
     When goods/services are complex or costly.
2.      Cost per contact is very high.
Dan yang terakhir dipelajari dalam offering adalah The Creative Selling Process (TCSP). TCSP yang oke buanget mempunyai beberapa langkah-langkah antara lain
·         prospecting and qualifying
·         the pre-approach
·         the approach
·         the sales presentation
·         handling objections
·         closing the sale
·         the follow-up


      So, setelah mempelajari itu semua how do I feel about it? Saya merasa interesting dengan materi yang diajarkan tentang offering. Materi ini berguna untuk kemajuan project selling saya.







Finally, yang ketiga what are the things that I want to do differently (change)?
Perubahan yang saya lakukan adalah membuat suatu kegiatan yang lebih kreatif lagi dalam melakukan penjualan (project selling saya), merealisasikan materi offering agar aktivitas project selling saya semakin baik lagi, dan yang terakhir saya harus bersikap berani dalam aktivitas marketing, agar mental saya sebagai entrepreneur semakin kuat. Sekian dan terima kasih. Salam Entrepreneur. :D




                     
                    by Rado Chrisna S.

4 comments: