Pertemuan yang ke-6,
bagaikan anak burung yang bersiap-siap untuk belajar terbang dan hidup secara
mandiri. Begitulah yang terjadi di WBI, tempat saya belajar menjadi seorang
entrepreneur. Sang guru memberikan basic
selling skill sejenak sebelum saya dan kawan-kawan mulai pada saatnya untuk
mengekspresikan jiwa entrepreneur saya dan kawan-kawan melalui rambasan selling project. Jiwa entrepreneur saya
dan kawan-kawan akan diuji. Apakah saya dan kawan-kawan sudah benar-benar
merealisasikan teori, ajaran, dan pengalaman dalam konteks entrepreneur yang di
dapat dari sang guru yang telah mengetahui dan menguasai teori, ajaran dan
sudah berpengalaman. Oke, langsung saja kita baca bersama-sama.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgr8FiRIlMQ4Qh5vprPKLrfuVxT1fnffC_rJa09w75tkcBw8BbvsR1WvKdQ0H0mb4YKgUjF65xHnUS2in-qwt4lBdSFEsLKhvmUYPx4NGm_lTIbzfli6zEgosUW_bRl23Dp3O83pQM4ZMZM/s320/nh.jpeg)
So,
what I learn today?
Dalam meeting-6 ini, materi yang
dibawakan adalah tentang Basic Selling Skill.
Dalam Basic Selling Skill, saya dan kawan-kawan ditanya “why selling?” Lantas, beragam jawaban yang kami berikan atas
pertanyaan tersebut. Why selling? Banyak
variabel dari selling ini. Itu adalah kemampuan dan pemahaman kita kepada
seseorang/konsumen. Kita semua adalah sales person sebab, pasti ada yang akan
kita jual kepada orang kita tuju demi mendapat hasil yang didapat dari orang
yang dituju tersebut. Bruce E Moses mengatakan bahwa, “everybody is a sales person. Selling themselves and their ideas
continuously.”
Semua orang itu
berbakat termasuk dalam selling bila
ada kemauan. Seharusnya, selling skill
dimiliki semua orang. Demikian juga dalam diri entrepreneur selalu menjual
sendiri produk yang mereka ciptakan. Keterampilan entrepreneur sukses yang kita
kenal dalam selling skill seharusnya
perlu kita tanamkan dalam diri kita. Jika itu sudah ditanamkan maka,
terbuktilah bahwa selling skill itu memang sudah dimiliki semua orang.
Pelajaran selanjutnya
adalah mengenai Objectives of Selling.
Objectives of Selling seingat saya berkaitan dengan trust and relationship. Kita sebagai entrepreneur harus dapat
membuat orang-orang percaya kepada kita, agar hubungan kita dapat terjalin
dengan baik dan berkelelanjutan. Bagi entrepreneur Trust and Relationship
sangat penting dalam melakukan selling, karena hal itu berdampak pada aktivitas
penjualan, lalu tidak sekedar untung, membutuhkan waktu, mengikuti etika, dan
janji yang rasional (harga dan manfaat).
Selanjutnya, saya dan
kawan-kawan WBI mempelajari tentang (IPP). Dalam bisnis, IPP adalah tahap-tahap dimana kita
dapat mengetahui seseorang/konsumen sudah pada tahap apa dalam
mengenali/memahami produk ataupun jasa. Misalnya saja, saat kita ditanya apa
merk shanpo yang anda pakai. Maka, kita akan memberi jawaban secara cepat,
karena merk shampo tersebut sudah merek top dalam pikiran kita (tahap
love/loyality). Adapun tahap-tahap pada IPP adalah Awareness, Interest, Desire,
Decision, Action, and Love/Loyality. Bila kita ingin selling, maka yang harus
kita lakukan adalah memahami apa yang dibutuhkan ataupun diinginkan konsumen,
lalu kita mengemasnya.
Kemudian, saya dan
kawan-kawan diberi penjelasan mengenai apa itu selling. Selling is the face to face meeting with your prospect at the intention
or buying level. Lalu, what do customers care about. Jawabannya Themselves
-> Needs, Wants, and Desires. Setelah itu, what do customers buy. Jawabannya
customers membeli sebuah solusi Selanjutnya, pertanyaan yang dihadapkan kepada
kami adalah what you should know about your customers. Jawaban yang tepat
adalah target-who are they-decision maker, needs, wants-what do you need to
solve, value perception-their perceived value equation.
Dalam melakukan selling
ada hal yang harus dilakukan sebelum selling yaitu, sell youself, know your
product, know the value equation, know your competition. Dan juga kita harus
mengetahu step-step dalam proses selling. Step-step proses selling itu yaitu,
identify qualified potential customers (prospecting and qualifying), learn as
much as possible about customer (pre approach), make a relationship (Approach),
tell the product “story” and focus on customers benefits (presentation and
demonstration), overcome customer objections (handling objection), ask for an
order (closing), and to insure customer satisfaction and repeat business
(follow-up). Itu lah langkah-langkah yang perlu kita ketahui dalam proses
selling.
Dalam selling juga
perlu planning. Adapun selling planning yang kami pelajari adalah sebagai
berikut.
·
Who are your customers going to be?
·
Where are they located?
·
When do they decide to buy your product or
service?
·
Why do they “need” your product or service?
·
How will you find them or they find you?
It’s about listening
and understanding. You need to know your customers-really know them. You need
insights and ideas that improve your customer relationship and deliver business
results. You are looking for the “Aha!”
And
then, how do I feel about it?
Meeting-6 ini, saya merasa senang dan
beruntung bisa mempelajari Basic Selling Skill. Saya menjadi tahu pembahasan
Basic Selling Skill itu seperti apa. Saya juga tidak menduga bahwa ada beberapa
hal yang kulupakan dalam selling yang sebelumnya pernah saya lakukan. Beruntung
saya dapat mengetaui bagaimana sebelum, berencana, sebenarnya dan seharusnya
kita melakukan selling. Namun itu semua, butuh ketekunan belajar agar dapat
memahami lagi dan praktek langsung agar menjadi lebih paham realisasi dari
materi tersebut. Untung saja aka nada selling project.
Finally, what are the things that I want to do
differently (change)?
Perubahan yang akan saya lakukan dalam basic selling skill adalah saya harus
selalu bersikap empati kepada orang-orang. Hal itu penting untuk mengetahui
psikologi customer kita. Saya juga harus memperbaiki cara selling saya
sebelumnya dengan menerapkan atau merealisasikan ajaran/didikan yang sudah saya
peroleh di meeting-6 ini. Hal itu berguna untuk mempersiapkan project selling
yang akan dilakukan. Project selling ini adalah kesempatan untuk mengetahui
seberapa besar pemahamanku mengenai basic selling skill ditambah dengan
materi-materi dari pertemuan-pertemuan sebelumnya. Jika itu berhasil, maka
keberuntungan akan ada padaku. Perubahan dalam hal-hal kecil juga harus
dilakukan, karena hal-hal kecil yang perlu dirubahi ini adalah momentum untuk
sampai ke hal yang besar. Semua perubahan yang akan kulakukan, aku sertai juga
dala doa.
Semuanya itu dilakukan
demi keberhasilan saya menjadi entrepreneur
yang berjiwa entrepreneur yang
professional, berintegritas, berinovasi, bekerja sama, dan berkepedulian. To Know, To Do, and To Be. Saya bisa.
Demikian kisahku yang kudapat dari zona WBI. Saya sudah basic selling skill
sejenak sudah selesai. Sekarang saatnya mengekspresikan jiwa entrepreneurku
melalaui rambasan selling project yang akan dilaksanakan. Sekian dan terima
kasih. See you.
by Rado Chrisna Sihaloho
Mantap yaaa
ReplyDeleteBermanfaat bangm
ReplyDeleteHebat yaaa
ReplyDelete