Saturday, September 28, 2013

Aku “KULKAS” yang Berjiwa Entrepreneur yang Siap Membuat Mimpi Besar Menjadi Nyata

Home » » Aku “KULKAS” yang Berjiwa Entrepreneur yang Siap Membuat Mimpi Besar Menjadi Nyata



Jejak kehidupan selanjutnya, Saya mendapat hal menarik lagi yang begitu bermanfaat di WBI (Wilmar Business Institute) Medan. Ternyata, belajar bijak juga bukan hanya diperumpamakan kepada hewan tapi, kepada benda mati juga bisa seperti “KULKAS”. Itu salah satu hal yang menarik yang akan kita maknai bersama-sama di dalam kertas pasti mahir entrepreneurship-1 ini. Hehehe.

Pada 25 September 2013 di pertemuan ketiga, kami mahasiswa WBI mempelajari entrepreneurship-1 khusus mengenai Effectuation Workshop  atau lanjutan dari effectuation pada pertemuan yang kedua, yang diajarkan oleh Bapak David Turnip. NB: Setiap mahasiswa WBI yang aktif bertanya dan menjawab akan diberi ‘bintang’ dari Bapak David Turnip. Hehehe.

So, what I learn today?
Saya mempelajari tentang pembelajaran yang dapat diambil setelah melihat banyak video dan presentasi dari entrepreneur yang diwawancarai oleh kami mahasiswa WBI. Pembelajaran dan atau makna yang dapat diperoleh dari cerita para entrepreneur dalam memulai dan jatuh-bangun dalam bisnis mereka yang kami wawancarai adalah sebagai berikut.
·      Lakukan apa yang kamu sukai.
·      Lakukan dengan sepenuh hati.
·      Selalu belajar dan melakukan perbaikan.
·      Inovasi (sangat diperlukan untuk mempertahankan brand perusahaan/bisnis kita).
·      Efisiensi ( itu akan ada saat kita disaingi oleh kompetitor).
·      ATM (Amati, Lihat, dan Modifikasi)
·      Learning by doing.
·      Selalu bangkit lagi jika jatuh atau gagal dalam melakukan bisnis.

Seusai itu, saya juga mempelajari tambahan pengetahuan yang sebelumnya sudah dibahas di pertemuan sebelumnya mengenai effectuation. Berbicara mengenai effectuation, pada pertemuan ketiga, Bapak David menampilkan video Saras Sarasvaty yang menjelaskan tentang entrepreneurship-1 (effectuation) dengan metode “KULKAS”.


Saras Sarasvaty suka memasak. Sehubungan dengan memasak, otomatis bahan yang dipakai berada di dalam kulkasnya, sehingga Saras Sarasvaty memakai metode “KULKAS”. Metode “KULKAS” dipakai oleh Saras Sarasvaty dalam menjelaskan effectuation. Dari “KULKAS”, dia bisa menghasilkan sesuatu yang belum ada menjadi ada untuk masakannya. Metode “KULKAS” juga mengartikan mengenai luck (keberuntungan). luck diperoleh dari “KULKAS” yang memiliki pengalaman dan selalu siap. 

Penjelasan yang saya tangkap dari penjelasan Saras adalah bahwa “KULKAS” yang bagus seperti entrepreneur yang memiliki attitude dan mindset yang berpredikat oke. “KULKAS” juga harus diisi setiap saat seperti entrepreneur yang harus diisi pengetahuan dan kemampuan, sehingga terwujudlah KULKAS (kita) yang berjiwa entrepreneur dengan prinsip effectuation. Hehehe. 

Kemudian, saya mempelajari tentang “PASSION” sekaligus mimpi besar yang ingin saya wujudkan. Berbicara mengenai passion, kami mahasiswa WBI ditanyai satu persatu apa passion kami. Sebelumnya untuk sampai ke pertanyaan itu, kami ditanyai dan diajak untuk memikirkan kembali hal/sesuatu yang dicintai/disukai pada masa kecil. Terkhusus saya, saya mengingat kembali hal yang saya sukai/cintai sewaktu saya kecil adalah saat saya bermain masak-masakan, bermain air di bak yang besar, bermain playstasion (PS), menonton kartun sambil memakan snack (makanan ringan), dan bermain goa-goaan/rumah-rumahan dengan memakai selimut besar membentuknya menjadi seperti gua/rumah. Itulah cerita singkat di masa kecil saya. Memang, mengingat sesuatu yang dicintai memang sangatlah mudah.


Sesudah itu, kami ditanya dan diajak untuk memikirkan kembali sewaktu kecil ingin menjadi apa. Terkhusus saya, saya ingin menjadi tentara dan penyelam di laut. Saya ingin menjadi tentara karena saya melihat tentara di film-film dan di daerah saya sendiri, saya menyukai seragam, senjata, dan tugas-tugas yang mereka lakukan begitu menantang, serta pandangan saya bahwa tentara itu keren, kuat, dan tegas, dan satu lagi saya ingin menjadi penyelam karena saya melihat dari televisi dan menyukai suasana/gambaran di bawah laut, melihat material-material laut, ikan-ikan dan pemandangan laut. Itulah cerita singkat mengapa saya ingin menjadi tentara dan penyelam di laut sewaktu saya kecil.


Kegiatan yang saya sukai di saat kecil, kini, rasanya tidak dapat dilakukan kembali. Alasannya karena “malu” dengan pandangan orang/ malu apa kata orang kalau saya melakukan kegiatan yang saya sukai dulu, sekarang saya lakukan. Dan keinginan saya sewaktu kecil untuk menjadi tentara dan penyelam di laut, kini, untuk mewujudkannya saya harus berpikir berkali-kali dan sepertinya tidak mungkin untuk menjadi itu, dikarenakan tidak adanya dukungan dari perkataan dan pandangan orang mengenai hal yang saya ingin jadi, seperti orangtua bilang, menjadi tentara itu memiliki penghasilan yang sedikit, banyak berperang, harus bersiap mati, dan juga kalau ingin menjadi penyelam akan ada ancaman termakan ikan buas, sehingga mempengarahui/bahkan membuat saya tidak mempedulikan dan takut untuk mewujudkan keinginan saya di waktu kecil dulu.

Setelah mengungkapkan semua itu, Bapak David Turnip memberi jawaban, saya menangkap penyampaiannya bahwa sesuatu yang dilakukan dan diinginkan sewaktu kecil, kini tidak bisa dilakukan dan tak mungkin untuk menjadi sesuatu itu adalah karena kita memasukkan pemikiran-pemikiran orang ke dalam hati kita, sehingga persepsi kita akan hal yang kita cintai pada masa kecil menjadi tak ingin/jadi dilakukan.

Oleh karena itu, kami diajak untuk mengeluarkan hal-hal/pemikiran-pemikiran yang kita masukkan ke dalam hati yang bersumber dari orang-orang yang berinteraksi dengan kita. Dan melihat dan menyimpan pemikiran kita sendiri. Kemudian, memilah pemikiran/hal-hal yang bersumber dari orang untuk kita bawa dalam hidup kita demi manfaat ke depan dan passion kita. Pemikiran saya sendiri tersebut saya simpan dan saya proyeksikan berdasarkan yang saya suka, sehingga saya dapat mengkerangkakan effectuation menuju tujuan saya.

Setelah membahas itu, maka kami langsung ditugasi untuk menulis di secaring kertas dengan pertanyaan, “apa bisnis yang bisa kamu buat yang berkaitan passionmu ditambah dengan kesukaanmu di masa kecil setelah memilah dan menyimpan pemikiran-pemikiran baik dari diri sendiri maupun dari orang lain di dalam dirimu untuk kamu bawa ke hidupmu?” Terkhusus saya, saya menulis, “saya ingin memiliki restoran dengan suasana di bawah laut dengan tambahan kesukaan saya di masa kecil dan  sekarang, juga keinginan saya untuk menjadi tentara sewaktu kecil. Semua itu, akan saya rangkai/buat menjadi sebuah restoran versi my passion.
Itulah yang saya pelajari dalam mata kuliah entrepreneurship-1 pada 25 September 2013. Semoga apa yang saya pelajari dapat bermanfaat bagi pembaca yang budiman dirinya.

And then, how do I feel about it?
Setelah mempelajari apa yang diajarkan oleh Bapak David, saya merasakan dorongan yang kuat untuk mewujudkan passion saya, ditambah lagi dengan perumpaan “KULKAS” yang diajarkan, saya merasa saya harus mengembangkan “KULKAS” dalam arti dari isi kulkas entrepreneur tersebut yang berupa mindset, attitude, knowledge, and skill saya sendiri.
Saya juga senang bisa mendengar langsung kisah dari entrepreneur yang kelompok kami wawancarai. Sungguh bermanfaat mendengar pengalaman entrepreneur di wilayah saya. 


Saya juga merasa senang, kini saya tahu apa yang harus saya lakukan dalam membuang, memilah, dan memakai pemikiran-pemikiran yang disampaikan orang-orang kepada saya serta menggunakan pemikiran-pemikiran saya sendiri yang pribadi saya menyukai itu mengenai sesuatu yang ingin saya tuju, agar saya melakukan sesuatu yang berguna dengan penuh cinta/kesukaan bukan keterpaksaan dan orang mau membayar dengan apa yang saya hasilkan. Saya merasa tertantang untuk menerapkan pembelajaran itu dan terutama mewujudkan passionku. I have it, and I can make it.

Next, what  is my passion?
Menurut saya, manusia adalah makhluk yang amat ingin mengerjakan sesuatu yang dicintai, bermanfaat, dan orang mau bayar untuk sesuatu yang telah kita buat. Sesuatu itu adalah passion. Passion saya sekarang adalah harus mempunyai restoran yang suasananya seperti di bawah laut digabung dengan hal-hal yang saya sukai atau yang saya sebut restoran versi kesukaanku. Dengan apa yang di dapat dari passion saya ini, saya ingin memberikan manfaat bagi orang-orang sekitar saya dan saya ingin mempunyai waktu luang untuk hal yang saya prioritaskan. Saya memiliki pemikiran sendiri mengapa passion saya, saya kaitkan/hubungkan seperti itu.

Finnaly, what is my game plan for my passion? (using effectuation frame work format).
Rencana permainan saya untuk passion saya adalah sebagai berikut.
Klik link ini, agar dapat melihat my gam plan for my passion.
Thanks. 

  https://skydrive.live.com/redir?resid=A16335F66759996E!110&authkey=!AAetoNtS7WUfnsQ

3 comments: