Jejak kehidupan
selanjutnya, Saya mendapat hal menarik lagi yang begitu bermanfaat di WBI
(Wilmar Business Institute) Medan. Ternyata, belajar bijak juga bukan hanya diperumpamakan
kepada hewan tapi, kepada benda mati juga bisa seperti “KULKAS”. Itu salah satu
hal yang menarik yang akan kita maknai bersama-sama di dalam kertas pasti mahir entrepreneurship-1 ini.
Hehehe.
Pada 25 September 2013
di pertemuan ketiga, kami mahasiswa WBI mempelajari entrepreneurship-1 khusus mengenai Effectuation Workshop atau
lanjutan dari effectuation pada
pertemuan yang kedua, yang diajarkan oleh Bapak David Turnip. NB: Setiap
mahasiswa WBI yang aktif bertanya dan menjawab akan diberi ‘bintang’ dari Bapak
David Turnip. Hehehe.
So,
what I learn today?
Saya mempelajari tentang pembelajaran
yang dapat diambil setelah melihat banyak video dan presentasi dari entrepreneur yang diwawancarai oleh kami
mahasiswa WBI. Pembelajaran dan atau makna yang dapat diperoleh dari cerita
para entrepreneur dalam memulai dan
jatuh-bangun dalam bisnis mereka yang kami wawancarai adalah sebagai berikut.
· Lakukan
apa yang kamu sukai.
· Lakukan
dengan sepenuh hati.
· Selalu
belajar dan melakukan perbaikan.
· Inovasi
(sangat diperlukan untuk mempertahankan brand perusahaan/bisnis kita).
· Efisiensi
( itu akan ada saat kita disaingi oleh kompetitor).
· ATM
(Amati, Lihat, dan Modifikasi)
· Learning
by doing.
· Selalu
bangkit lagi jika jatuh atau gagal dalam melakukan bisnis.
Seusai itu, saya juga
mempelajari tambahan pengetahuan yang sebelumnya sudah dibahas di pertemuan
sebelumnya mengenai effectuation.
Berbicara mengenai effectuation, pada
pertemuan ketiga, Bapak David menampilkan video Saras Sarasvaty yang
menjelaskan tentang entrepreneurship-1
(effectuation) dengan metode “KULKAS”.
Saras Sarasvaty suka
memasak. Sehubungan dengan memasak, otomatis bahan yang dipakai berada di dalam
kulkasnya, sehingga Saras Sarasvaty memakai metode “KULKAS”. Metode “KULKAS”
dipakai oleh Saras Sarasvaty dalam menjelaskan effectuation. Dari “KULKAS”, dia bisa menghasilkan sesuatu yang
belum ada menjadi ada untuk masakannya. Metode “KULKAS” juga mengartikan
mengenai luck (keberuntungan). luck diperoleh dari “KULKAS” yang
memiliki pengalaman dan selalu siap.
Penjelasan yang saya
tangkap dari penjelasan Saras adalah bahwa “KULKAS” yang bagus seperti entrepreneur yang memiliki attitude dan mindset yang berpredikat oke.
“KULKAS” juga harus diisi setiap saat seperti entrepreneur yang harus diisi pengetahuan dan kemampuan, sehingga
terwujudlah KULKAS (kita) yang
berjiwa entrepreneur dengan prinsip effectuation. Hehehe.
Kemudian, saya
mempelajari tentang “PASSION” sekaligus mimpi besar yang ingin saya wujudkan. Berbicara mengenai passion, kami mahasiswa WBI ditanyai
satu persatu apa passion kami. Sebelumnya untuk sampai ke pertanyaan itu, kami
ditanyai dan diajak untuk memikirkan kembali hal/sesuatu yang dicintai/disukai
pada masa kecil. Terkhusus saya, saya mengingat kembali hal yang saya
sukai/cintai sewaktu saya kecil adalah saat saya bermain masak-masakan, bermain
air di bak yang besar, bermain playstasion (PS), menonton kartun sambil memakan
snack (makanan ringan), dan bermain
goa-goaan/rumah-rumahan dengan memakai selimut besar membentuknya menjadi
seperti gua/rumah. Itulah cerita singkat di masa kecil saya. Memang, mengingat
sesuatu yang dicintai memang sangatlah mudah.
Sesudah itu, kami
ditanya dan diajak untuk memikirkan kembali sewaktu kecil ingin menjadi apa.
Terkhusus saya, saya ingin menjadi tentara dan penyelam di laut. Saya ingin
menjadi tentara karena saya melihat tentara di film-film dan di daerah saya
sendiri, saya menyukai seragam, senjata, dan tugas-tugas yang mereka lakukan
begitu menantang, serta pandangan saya bahwa tentara itu keren, kuat, dan
tegas, dan satu lagi saya ingin menjadi penyelam karena saya melihat dari
televisi dan menyukai suasana/gambaran di bawah laut, melihat material-material
laut, ikan-ikan dan pemandangan laut. Itulah cerita singkat mengapa saya ingin
menjadi tentara dan penyelam di laut sewaktu saya kecil.
Kegiatan yang saya
sukai di saat kecil, kini, rasanya tidak dapat dilakukan kembali. Alasannya
karena “malu” dengan pandangan orang/ malu apa kata orang kalau saya melakukan
kegiatan yang saya sukai dulu, sekarang saya lakukan. Dan keinginan saya
sewaktu kecil untuk menjadi tentara dan penyelam di laut, kini, untuk
mewujudkannya saya harus berpikir berkali-kali dan sepertinya tidak mungkin
untuk menjadi itu, dikarenakan tidak adanya dukungan dari perkataan dan
pandangan orang mengenai hal yang saya ingin jadi, seperti orangtua bilang,
menjadi tentara itu memiliki penghasilan yang sedikit, banyak berperang, harus
bersiap mati, dan juga kalau ingin menjadi penyelam akan ada ancaman termakan
ikan buas, sehingga mempengarahui/bahkan membuat saya tidak mempedulikan dan
takut untuk mewujudkan keinginan saya di waktu kecil dulu.
Setelah mengungkapkan
semua itu, Bapak David Turnip memberi jawaban, saya menangkap penyampaiannya
bahwa sesuatu yang dilakukan dan diinginkan sewaktu kecil, kini tidak bisa
dilakukan dan tak mungkin untuk menjadi sesuatu itu adalah karena kita
memasukkan pemikiran-pemikiran orang ke dalam hati kita, sehingga persepsi kita
akan hal yang kita cintai pada masa kecil menjadi tak ingin/jadi dilakukan.
Oleh karena itu, kami
diajak untuk mengeluarkan hal-hal/pemikiran-pemikiran yang kita masukkan ke
dalam hati yang bersumber dari orang-orang yang berinteraksi dengan kita. Dan
melihat dan menyimpan pemikiran kita sendiri. Kemudian, memilah
pemikiran/hal-hal yang bersumber dari orang untuk kita bawa dalam hidup kita
demi manfaat ke depan dan passion
kita. Pemikiran saya sendiri tersebut saya simpan dan saya proyeksikan
berdasarkan yang saya suka, sehingga saya dapat mengkerangkakan effectuation
menuju tujuan saya.
Setelah membahas itu,
maka kami langsung ditugasi untuk menulis di secaring kertas dengan pertanyaan,
“apa bisnis yang bisa kamu buat yang berkaitan passionmu ditambah dengan
kesukaanmu di masa kecil setelah memilah dan menyimpan pemikiran-pemikiran baik
dari diri sendiri maupun dari orang lain di dalam dirimu untuk kamu bawa ke
hidupmu?” Terkhusus saya, saya menulis, “saya ingin memiliki restoran dengan
suasana di bawah laut dengan tambahan kesukaan saya di masa kecil dan sekarang, juga keinginan saya untuk menjadi
tentara sewaktu kecil. Semua itu, akan saya rangkai/buat menjadi sebuah
restoran versi my passion.
Itulah yang saya
pelajari dalam mata kuliah entrepreneurship-1 pada 25 September 2013. Semoga
apa yang saya pelajari dapat bermanfaat bagi pembaca yang budiman dirinya.
And
then, how do I feel about it?
Setelah mempelajari apa yang diajarkan
oleh Bapak David, saya merasakan dorongan yang kuat untuk mewujudkan passion saya, ditambah lagi dengan
perumpaan “KULKAS” yang diajarkan, saya merasa saya harus mengembangkan
“KULKAS” dalam arti dari isi kulkas entrepreneur
tersebut yang berupa mindset,
attitude, knowledge, and skill saya sendiri.
Saya juga senang bisa
mendengar langsung kisah dari entrepreneur yang kelompok kami wawancarai.
Sungguh bermanfaat mendengar pengalaman entrepreneur di wilayah saya.
Saya juga merasa
senang, kini saya tahu apa yang harus saya lakukan dalam membuang, memilah, dan
memakai pemikiran-pemikiran yang disampaikan orang-orang kepada saya serta
menggunakan pemikiran-pemikiran saya sendiri yang pribadi saya menyukai itu
mengenai sesuatu yang ingin saya tuju, agar saya melakukan sesuatu yang berguna
dengan penuh cinta/kesukaan bukan keterpaksaan dan orang mau membayar dengan
apa yang saya hasilkan. Saya merasa tertantang untuk menerapkan pembelajaran
itu dan terutama mewujudkan passionku. I have it, and I can make it.
Next, what is my passion?
Menurut saya, manusia
adalah makhluk yang amat ingin mengerjakan sesuatu yang dicintai, bermanfaat,
dan orang mau bayar untuk sesuatu yang telah kita buat. Sesuatu itu adalah passion.
Passion saya sekarang adalah harus mempunyai restoran yang suasananya seperti
di bawah laut digabung dengan hal-hal yang saya sukai atau yang saya sebut restoran versi kesukaanku. Dengan apa
yang di dapat dari passion saya ini,
saya ingin memberikan manfaat bagi orang-orang sekitar saya dan saya ingin
mempunyai waktu luang untuk hal yang saya prioritaskan. Saya memiliki pemikiran
sendiri mengapa passion saya, saya
kaitkan/hubungkan seperti itu.
Finnaly, what is my game plan for
my passion? (using effectuation frame work format).
Rencana permainan saya
untuk passion saya adalah sebagai
berikut.
Klik link ini, agar dapat melihat my gam plan for my passion.
Thanks.
Wah, sungguh menarik ceritanya.. :)
ReplyDeletetulisannya bagus yaa..
ReplyDelete:)
Ia terima kasih.
Delete